Partikel が,
を, dan に biasanya tertukar pada saat meletakkannya pada
objek kata kerja. Hal ini sering terjadi pada kata kerja yang dalam bahasa Indonesia
mempunyai arti seolah-olah menjadi kata kerja transitif. Padahal, kata kerja
transitif bahasa jepang, mempunyai perbedaan dengan kata kerja transitif bahasa
Indonesia.
Kita ambil contoh untuk kata kerja いる (membutuhkan). Kalau dalam bahasa indonesia kata
kerja tersebut termasuk dalam kata kerja yang mempunyai objek sehingga disebut
kata kerja transitif. Namun konteks dalam bahasa Jepang sedikit berbeda. Untuk kata
kerja いる partikel yang digunakan
untuk mengikuti objeknya adalah が,
bukannya を.
Seperti juga pada saat kata kerja 登る, maka partikel yang digunakan adalah に sehingga menjadi "yama ni
noboru", bukan "yama o noboru". Ada lagi ketika kata kerja わかる menggunakan partikel が, tapi pada kata kerja しる (tahu) menggunakan partikel を.
Permasalahan tersebut sebenarnya bisa diselesaikan dengan
menghafal. Bahwa kata kerja ini partikelnya ini, dan kata kerja yang ini
partikelnya ini. Namun yang menjadi dilema, ketika menemui kata kerja baru yang
hampir serupa, dan kita selalu mengacu pada arti harfiahnya dalam bahasa
indonesia. Maka bisa terjadi kesalahan seperti contoh tadi diatas.
"Basically,を
always follows a noun or a nominal which is the direct object of a transitive verb". A
Dictionary of Japanese Particles. Sue A. Kawashima.
Pada dasarnya, partikel を
di ikuti dengan kata benda atau sebuah nomina yang merupakan objek langsung
dari kata kerja transitif. Namun dilihat dari fungsinya, akan mempunyai banyak variasi.
Sekarang coba perhatikan fungsi dari partikel をdibawah ini.
1. Diletakkan setelah
objek langsung dari kata kerja transitif.
私はご飯を食べる。"Saya
sedang makan nasi"
私は手紙を書く。"Saya
menulis surat"
Dalam konteks ini, mungkin tidak menjadi masalah untuk
dipahami. Namun yang harus diperhatikan ,ketika kita sudah mengenal kata kerja
"他動詞"(katakerja transitif)
dan "自動詞" (katakerja
intransitif) , maka berhati-hatilah, karena dua jenis kata kerja tersebut mempunyai
bunyi yang hampir mirip tetapi partikel yang digunakan berbeda. Misalnya kata
kerja "止める" dan
"止まる".
Perhatikan kalimat dibawah ini:
自動車が止まる。"mobil
(itu) berhenti"
自動車を止める。"menghentikan
mobil"
Catatan: meskipun pada bahasa Indonesia, kata kerja
transitif itu biasa diindikasikan dengan imbuhan me~kan, tapi jangan terpaku
pada arti harfiah dalam bahasa Indonesia. Melainkan harus benar-benar bisa
membedakan mana yang transitif mana yang intransitif dalam bahasa Jepang. Sampai
saat ini, saya juga belum mendapat referensi yang cukup kuat dalam membedakan
jenis kata kerja tersebut. Jadi solusi paling mudah tapi sedikit "ribet" hanyalah menghafal. Dan menghafal yang paling
efektif adalah dengan menyertakan objeknya. Misalnya:
ドアが閉まる。"pintu
tertutup"
ドアを閉める。"menutup
pintu"
Mungkin dengan teknik itu, kita tidak akan tertukar mana
yang transitif mana yang intransitif.
2. Diletakkan setelah objek dari kata kerja yang mengandung
keinginan (kk-たい)
Pada kata kerja bentuk -たい,
bisa menggunakan partikel を
maupun が. Namun jika menggunakan
partikel が, ada sedikit penekanan pada
objek nya.
私はご飯を食べたいです。"saya
ingin makan nasi"
私はご飯が食べたいです。"saya
ingin makan nasi"
3. Diletakkan setelah objek dari kata kerja kausatif 使役形動詞 (menyuruh/ membiarkan
melakukan~)
Pada kata kerja kausatif, meskipun kata kerja yang digunakan
pada mulanya adalah kata kerja intransitif yang tidak mempunyai objek, ketika
menjadi kata kerja kausatif, maka objek dari kata kerja tersebut diikuti dengan
partikel を.
perhatikan kalimat dibawah ini:
社長は私を働かせる。"sachoo
menyuruh saya bekerja"
母は子供を遊ばせる。"ibu
membiarkan anaknya bermain"
Meskipun kata kerja "hataraku" pada dasarnya adalah
kata kerja intransitif yang tidak memerlukan objek, setelah berubah menjadi
kata kerja kausatif maka objek harus diikuti dengan partikel を.
Untuk masalah kata kerja kausatif insyaallah akan kita bahas
dalam artikel tersendiri.
4. Partikel を
juga digunakan para pola kata kerja pasif (受身形動詞).
Perhatikan contoh berikut:
私は先生に名前を呼ばれる。"namaku
dipanggil oleh guru"
Yang pertlu diperhatikan, pada pola pasif bahasa jepang,
terdapat perbedaan dengan pola pasif bahasa Indonesia. Ketika pola Bahasa
Indonesia kata benda kepunyaan seseorang bisa dijadikan subjek dari pola
kalimat pasif, namun pada pola kalimat bahasa Jepang hal itu tidak berlaku. Yang dijadikan subjek adalah subjek yang merasa terganggu dengan tindakan terhadap
benda kepunyaan subyek tersebut. Seperti pada kalimat dibawah ini:
私は隣の人に足を踏まれたんです。
Meskipun dalam bahasa Indonesia bisa disepadankan dengan
makna " Kaki saya diinjak oleh orang disamping (saya)". Namun pada
kasus seperti itu, "watashi no ashi" tidak bisa dijadikan subjek. Saya
masih belum jelas, bagaimana pola tersebut bisa terbentuk, yang mana mempunyai
perbedaan dengan pola bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Meskipun
saya belum menemukan alasan yang bisa masuk logika, tapi yang pasti dalam pola tersebut
subjek yang dimaksud adalah subjek yang mengalami "gangguan/ ketidaknyamanan" atas aksi kata kerja terhadap benda yang dimiliki si subjek.
5. Digunakan pada pola ~をしています,
yang menunjukkan pekerjaan seseorang.
母は先生をしています。"Ibu
bekerja sebagai guru"
Meskipun pada harfiahnya "bekerja" bahasa
Jepangnya aadalah "hataraku", namun pada saat ingin mengatakan "
saya bekerja sebagai ~ " maka pola diataslah yang dipakai.
Kata kerja yang hampir sama juga menggunakan partikel を, yakni
"~shitteimasu" (mengetahui)
田中さんに子供が生まれたのを知ってますか。"Apakah
anda tahu (bahwa) anak dari ibu tanaka sudah lahir?"
6. Digunakan pada kata kerja yang menunjukkan pergerakan
dari dalam keluar. Hal ini berlaku untuk hal konkrit maupun abstrak.
Perhatikan kalimat dibawah ini:
バスをでる。"keluar
dari bus"
バスにのる。"naik
ke (dalam)bus"
うちをでる。"keluar
dari rumah"
うちにはいる。"masuk
ke (dalam) rumah"
学校を卒業する。"lulus
dari sekolah"
学校に入学する。"masuk
ke sekolah"
Meskipun bisa dimaknai dalam bahasa Indonesia dengan kata
"dari" namun jangan sampai terkecoh dengan kata "から". Ingat, konteks dalam
bahasa Jepang punya banyak perbedaan. Jadi pada saat ingin melakukan
penerjemahan, pastikan dapat membedakan konteks dari masing-masing bahasa, baik
dari bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Kata kerja "でる" selain
menggunakan partikel を, partikel
に juga digunakan namun artinya
bukan "keluar" melainkan "ikut serta".
試合に出る。"ikut
serta dalam pertandingan"
Kata kerja だす juga
menggunakan partikel を、tapi artinya
bukan mengeluarkan. Melainkan "menyerahkan"
レポートを出す。"menyerahkan
laporan"
7. Digunakan pada kata kerja yang menunjukkan gerakan, yang
mempunyai aksi yang berkelanjutan (dinamis) pada suatu tempat.
Jika kata kerja yang digunakan adalah kata kerja yang
menunjukkan gerakan atau aksi yang berkelanjutan pada suatu tempat maka
partikel yang digunakan adalah を.
Pada kasus ini biasanya, bahkan saya sendiri biasanya terkecoh dengan partikel に maupun で.
Kata kerja yang biasa digunakan adalah 走る,i行く,這う,通る,渡る,散歩する,滑る, ドライブする,
dll.
Contoh:
"道を通る。"MELEWATI
JALAN.
"橋を渡る。"MENYEBERANG
JEMBATAN.
Selain itu penggunaan partikel juga dijumpai pada pola:
KB+を+ほしがる/kkーたがる。
Pola kalimat ini pun digunakan untuk mengekspresikan keinginan. Namun
berbeda dengan pola kk-たい, pola kalimat
ini hanya untuk mengatakan keinginan subjek orang ketiga, misal Tanaka san, kare, kanojo,dll.
Masih banyak penggunaan partikel wo ini, namun pada level
yang saya ketahui, seperti yang saya jelaskan diatas.
*source: "A Dictionary of Japanese Partikel" Sue
A. Kawashima
"The
Prepatory Course for JLPT" Setsuko Matsumoto
sumimasen, shitsumon ga arimasu
BalasHapusmau tanya sensei, kalau tidur dikamar: heya ni nemasu / heya de nemasu?
doumo arigatou gozaimasu