Setelah seminggu menguasai huruf hiragana dan katakana, hari
pertama mata kuliah adalah Bunpou (tata bahasa). Namun yang paling penting
sebelum Bunpou adalah penguasaan kosakata.
Susunan huruf yang mempunyai arti bisa disebut sebagai kata.
Namun satu huruf saja bisa dikatakan "kata" jika mempunyai arti,
contohnya い (sumur),
atau dalam bahasa inggris A (sebuah).
Dalam belajar bahasa, kosakata sangat penting, karena
merupakan unsur yang akan memberikan arti dalam sebuah kalimat. Bahkan dalam
bahasa percakapan,meskipun terkadang tatabahasa tidak tepat digunakan, namun
jika pembicara dan lawan bicara bisa saling mengerti maka komunikasi sudah
terjadi.
Selain kata, dalam bahasa Jepang terdapat PARTIKEL, yang
perannya sangat penting untuk mengetahui makna dari sebuah kalimat dengan
tepat.
Namun, ada satu hal yang menurut saya juga penting, yaitu
tentang klasifikasi kata itu sendiri. Jadi bukan sekedar menghafal kata, tapi
kita juga harus tahu jenis kata. Apakah termasuk KATA KERJA (動詞), KATA SIFAT(形容詞)、KATA BENDA(名詞), atau KATA KETERANGAN (副詞). Jenis kata ini yang akan mempengaruhi dimana
posisinya dan kombinasi partikel yang tepat.
Saya pernah menanyakan dua jenis kata kepada sensei saya
pada saat saya masih kursus. "Perbedaan SHIGOTO dan HATARAKU apa sensei?
Dua-dua nya mempunyai arti yang sama yaitu BEKERJA." Pada saat itu saya
tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Namun setelah saya belajar di kampus,
saya mendapatkan jawabannya, yakni Shigoto adalah kata benda (kata benda yang
menunjukkan aktifitas), sedangkan Hatarakimasu adalah kata kerja. Perbedaan ini
bisa dilihat saat kita mengatakan :
私はしごとです。
私は働きます。
Kedua kalimat itu bisa
diartikan "Saya sedang bekerja". Bisa kita lihat, kalimat pertama
diakhiri dengan DESU sedangkan kalimat kedua menggunakan kata kerja bentuk -MASU, sehingga kalimat
pertama dalam bentuk frase benda, sedangkan yang kedua adalah frase verba (kata
kerja). Hal itu dikarenakan kata yang diikuti DESU biasanya kata benda atau kata
sifat. Sedangkan jika ingin menjadikan frase verba/kata kerja, maka DESU
dihilangkan dan di tambah SURU menjadi しごとする
( menjadikata kerja GROUP 3)yang
artinya juga bekerja. Dan tidak ada はたらきますです atau はたらくです. Tapi bisa dibubuhi の sebelum DESU menjadi はたらくのです。Partikel NO biasanya
mengindikasikan kata benda (kata sesudah atau sebelumnya) KB+の+KB, membendakan kata kerja KK kamus+の, atau mengacu ke sebuah kata
benda dari kata sifat yang menjelaskannya KS+の.
Tentang pentingnya klasifikasi jenis kata, dapat kita jumpai
juga pada partikel を/は。Maka jika ada soal menyusun
kata menjadi kalimat (kita jumpai pada ujian NOKEN) maka bisa dipastikan kata
sebelum を/はadalah kata benda atau frase benda, dan bukan kata sifat atau kata kerja. Karena partikel を mengindikasikan obyek dari kata kerja yang ada. Dan
partikel はmengindikasikan subyeknya.
Terkadang kita masih bingung dengan kata benda. Karena kata
benda dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia berbeda. Tapi petunjuk paling
mudah adalah "SELAIN KATA SIFAT DAN KATA KERJA ADALAH KATA BENDA"
Selanjutnya mengenai kata sifat. Ada dua jenis kata sifat.
KATA SIFAT I (い形容詞) dan
KATA SIFAT NA(な形容詞). Saya
tidak akan menjabarkan tentang dua kata sifat tersebut. Tapi yang ingin saya
jelaskan adalah tentang KATA SIFAT NA dan KATA BENDA.
Ada persamaan pada dua jenis kata ini. Yakni ketika
berkonjugasi dengan kata lain atau
dengan partikel. Meskipun tidak semua, tapi bisa dijadikan ilmu
"TITEN" (*bahasa jawa).
Misal dalam konjugasi, kata sifat na menggunakan partikel で, begitu pula untuk kata
bendanya juga menggunakanで. Kemudian
untuk konjugasi pada partikel yang menggunakan の/ん misalnya
のです、んです、ので、のに、のは、のが、んだろう、dan
sebagainya, maka kata benda dan kata sifat NA itu sama-sama dihubungkan dengan な. Meskipun tidak semuanya,
tapi bisa sebagai teknik untuk mengingatnya. Kalau logika saya, kalu ada
partikel NO maka tidak mungkin pakai NO lagi, misal: NO NO DESU/ NO N DESU,
tapi yang benar menjadi NA NO DESU/ NA N DESU. Karena pengalaman saya saat
menghafal pola kalimat tersebut, dibingungkan dengan な、の、だ。Tapi setelah saya perhatikan, memang tergantung
jenis katanya.
Satu contoh lagi, pada buku MINNA Nihonggo bab 45 dan 46
tentang 場合 dan はず. Kenapa saat konjugasi kata benda dan kata sifat
na dengan kata tersebut berbeda?(KB+の+場合/KS na+な+場合).
Setelah diperhatikan,はず DAN 場合 tersebut adalah kata benda dan bukan
partikel. Jadi pola yang berlaku sama seperti ketika KATA BENDA BERTEMU KATA
BENDA, DAN KATA SIFAT NA BERTEMU DENGAN KATA BENDA. Jadilah pola seperti
diatas. Hal yang sama juga berlaku untuk pola ~ようです。
Untuk pembahasan masalah
partikel insyaallah akan saya bahas pada artikel khusus. Karena saya juga masih
mengalami banyak kesulitan masalah parti
mau tanya kalo d bahasa indonesia kan ada a,b,c,d sampai z, kalo bahasa jepang ap ada juga...
BalasHapusdi bahasa jepang adanya deret huruf A sampai WA. tiap deret terdiri dari 5 huruf. Contoh: deret A terdiri dari huruf A,I,U,E,O. Setelah deret A deret KA: KA, KI, KU, KE, KO dst. lengkapnya googling aja, banyak kok.
HapusCOBA LIHAT DI BLOG SY DIBAWAH INI....MGKIN AKAN LEBIH PAHAM.
BalasHapushttp://teknikbelajarbahasajepang.blogspot.com/2012/03/hiragana-vs-katakana.html
http://teknikbelajarbahasajepang.blogspot.com/2012/03/bunji-mata-kuliah-hari-pertama-saat.html
THANKS COMENT NY Y...
Terimakasih penjelasannya :D
BalasHapus