Minggu, 18 Maret 2012

PARTIKEL は

Kali ini, saya masih membahas tentang partikel da . Dan saya akan mencoba memberikan beberapa contoh kalimat sehingga terlihat jelas perbedaannya.

"は marks the topic or subject by directly folowing it. The structure that is established then, is a topic followed by a comment on that topic, where は function like "as for..." or "in referring to..."(A DICTIONARY OF JAPANESE PARTICLES, Sue A. Kawashima, hal:236)

Seperti yang kita ketahui bahwa, pada dasarnya partikel berfungsi untuk menunjukkan subjek atau topik dari sebuah kalimat. Topik adalah hal yang sedang dibicarakan. Dalam bahasa Indonesia partikel biasanya diartikan "ADALAH". Meskipun demikian, dalam mengartikan kalimat, harus jeli melihat konteks yang terdapat dalam kalimat tersebut.

Untuk lebih jelasnya, saya akan mencoba memberikan beberapa contoh penggunaan partikel dan membandingkannya dengan partikel lain.

1. Partikel wa sebagai pembentuk topik dalam sebuah kalimat positif.

この本難しいです " Buku ini sangat sulit "

Pada kalimat di atas, setelah "kono hon" partikel mengikuti, maka yang menjadi topik kalimat diatas adalah "kono hon/buku ini". Karena si pembicara sedang membicarakan tentang "buku ini", yang mungkin menurut dia sulit untuk dipelajari, setelah membacanya.
Penggunaan dalam konteks ini saya rasa tidak ada masalah. Hanya saja, kita perlu cermat saat menghadapi kalimat yang lebih kompleks, yang bisa jadi tidak hanya terdapat 1 partikel. Perhatikan contoh berikut.

隣の室とてもうるさくて、私の室であなたの声が聞こえない。

Pada kalimat diatas, yang menjadi topik bukanlah "tonari no shitsu", tapi "WATASHI NO SHITSU". Meskipun sama-sama diikuti partikel , tapi frase kalimat awal diakhiri dengan bentuk -te (menunjukkan sebab), sehingga "tonari no shitsu" bukanlah topik sesungguhnya. Maka dari itu yang menjadi topic adalah "watashi no shitsu", karena pembicara ingin menyampaikan bahwa kalau di kamar saya (pembicara) suara anda tidak terdengar karena kamar samping sangat berisik. 

Penentuan topik ini, sangat perting pada saat penerjemahan. Jika salah menentukan topik, maka makna yang ingin di sampaikan pada sebuah kalimat bisa jadi keliru atau salah tafsir.

2. Partikel は sebagai pembentuk topik dalam kalimat negatif.

Pada saat partikel digunakan dalam kalimat negatif, ternyata ada konteks yang lain selain makna dari kalimat itu sendiri yakni "TIDAK MELAKUKAN ~"(pada kalimat verba). Supaya lebih jelas perhatikan contoh kalimat di bawah ini.

*私行きません。"Saya tidak pergi."

*学校行きません。"(Saya) tidak pergi ke sekolah."

Dua kalimat diatas sama-sama mempunyai makna "tidak pergi". Tapi konteks yang terjadi, bisa saja berbeda. Pada kalimat yang kedua, pembicara hanya mengatakan bahwa dia tidak akan pergi (ke sekolah). Meskipun subjek "watashi" dalam kalimat tersebut tidak dituliskan, namun dalam bahasa Jepang, jika subjek tidak ada, bisa dipastikan subjeknya adalah pembicara sendiri. Dengan catatan bahwa belum ada topik lain yang sudah dibicarakan sebelumnya.
Kemudian pada kalimat pertama, mempunyai makna yang sama tapi nuansa bisa sedikit berbeda. Dalam buku "A Dictionary Of Japanese Particles" menyebutkan, "In a negative sentence wa usually indicates a comparision, emphasis, or choise." Dalam kalimat negatif, partikel biasanya mengindikasikan sebuah perbandingan, penekanan, atau sebuah pilihan. Pada kalimat diatas, bisa dikatakan sebagai penekanan (emphasis). Untuk lebih mudah memahami konteks tersebut, coba perhatikan ilustrasi dibawah ini.

山田: あした、田中さんと旅行にいきますか。"Apakah kamu akan pergi berlibur bersama tanaka?"
木村: えとう。。田中さんいきますが。。。私いきません。"mmm...Tanaka akan pergi, tapi saya tidak."

Partikel pada "watashi wa ikimasen" menunjukkan penegasan bahwa "WATASHI" tidak pergi. Beda halnya jika ternyata watashi juga pergi. Maka kalimatnya akan menjadi  "watashi mo ikimasu."
Sekarang perhatikan lagi contoh kalimat dibawah ini:

X: 英語、中国語、韓国語、どの言葉話せますか 

Y: 英語話せます

Dengan menjawab "EIGO WA HANASEMASU" konteks yang terjadi adalah bahwa dia (pembicara)bisa berbicaara bahasa inggris, tapi bahasa lain dia tidak bisa. Beda halnya jika partikelnya menggunakan eigo ga hanasemasu", maka konteks yang terjadi bahwa pembicara bisa berbicara bahasa inggris, tapi mungkin juga bisa berbicara bahasa yang lain. Seperti contoh kalimat pada artikel sebelumnya, "Hon wa arimasen" maka konteks yang terjadi adalah, tidak ada buku, tapi ada barang-barang yang lain.

3. Partikel sebagai penegas dari sebuah obyek kata kerja.

Seperti yang kita ketahui, bahwa obyek langsung dari sebuah kata kerja di tandai dengan partikel . Tapi ketika sebuah obyek ingin ditekankan maka obyek tersebut bisa menjadi topik dengan mengganti partikel menjadi partikel. Kita simak contoh kalimat dibawah ini.

X : あなたは宿題やりましたか?"Kamu sudah mengerjakan PR?"

Y : 宿題もうやりました。"(Saya) sudah mengerjakan PR"

Apa yang berbeda dari dua kalimat diatas? Ya, benar sekali, partikel yang mengikuti objeknya berbeda. Meskipun kedua kalimat tersebut mempunyai makna yang sama "telah mengerjakan PR". Tapi pada kalimat kedua partikel diganti menjadi pada obyeknya, maka terjadi penekanan, yang sebelumnya sebagai objek langsung dari kata kerja, menjadi topik kalimat. Perhatikan ilustrasi dibawah ini

X: Kamu sudah mengerjakan PR?
Y: (kalau) PR, (saya) sudah mengerjakan(nya).

Kita coba jika dijawab dengan kalimat yang lain.

X: ええ。私宿題やりました。"Ya, saya sudah mengerjakan PR"

Jawaban dengan kalimat ini tidak salah, tapi terdengar kaku (jawaban pembelajar pemula).

Penekanan juga bisa terjadi pada kata keterangan, atau setelah partikel lain. Misal,

いつもバスでいきます。"Biasanya (saya) pergi dengan bus."

Bandingkan dengan:

いつもバスでいきます。"Saya biasanya pergi naik bus"

Berbeda bukan?

Bisa juga setelah partikel, misalnya:

あなたとはまたいきません。"(saya) tidak akan pergi (kalau) dengan kamu lagi."

4. Menunjukkan perbedaan yang kontras antara dua topik.
contoh :

昨日寒くて、今日暑いです。珍しい天気ですね。
"Kemarin dingin, hari ini panas. Cuaca yang aneh ya"

これわたしの、それあなたの。間違えないで。
"Ini punya saya, dan itu punya kamu. Jangan sampai tertukar"

Ada lagi konteks yang terjadi antara pemakaian partikel dan . Perhatikan kalimat dibawah ini.

きれいです。

きれいです。

Dua kalimat diatas, mempunyai makna yang sama yaitu "Bintang (itu) indah". Namun pada kalimat pertama, hanya menerangkan tentang bintang yang memang "indah". Sedangkan kalimat kedua, mempunyai konteks bahwa pada saat itu, si pembicara "benar-benar"  sedang melihat bintang yang ada di langit. Berbeda bukan?
Masih banyak lagi pemakaian partikel は. Tapi secara umum yang sering kita jumpai adalah seperti yang saya jelaskan di atas.

Artikel selanjutnya saya ingin mencoba membahas, penggunaan partikel . Sehingga diharapkan kita tidak mengalami kesulitan lagi dalam penggunaannya.

*source: " A Dictionary of Japanese Particles" Sue A. Kawashima"

2 komentar:

  1. kalo nulis kanji d kasih hiragana atau romaji nya dong gan.. biar gak bingung..
    anyway, it's good..
    keep posting..

    BalasHapus
  2. oke terima kasih masukannya.semoga artikelnya bermanfaat.

    BalasHapus